Pages

Senin, 28 Januari 2013

Pengamat Ekonomi: Selama pemerintahan SBY, utang naik dua kali lipat

Pengamat Ekonomi yang juga mantan mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menyebutkan, utang pemerintah melonjak hampir dua kali lipat selama periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Utang menurut saya makin lama makin besar hampir meningkat 2 kali lipat sejak pemerintahan awal SBY, dari Rp 1.000 triliun ke Rp 2.000 triliun," ungkap Rizal di Komisi XI DPR, Senin (28/1).
Tercatat, utang pemerintah hingga akhir 2012 mencapai Rp 1.975,42 triliun. Angka ini naik Rp 166,47 triliun dari periode yang sama tahun 2011.
Menurutnya, meningkatnya utang negara yang mencapai hampir dua kali lipat sangat bertolak belakang dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia dan pengelolaan anggaran yang makin membaik.
"Itu defisit kecil, walaupun direncana defisit 2 persen, tapi kenyataannya ada sisa anggaran (surplus) 10 persen jadi gak perlu pinjam," tegasnya.

Berikut ini rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga akhir 2012 menurut data Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan adalah:

Utang bilateral sebesar Rp 358,12 triliun
Utang multilateral sebesar Rp 229,68 triliun
Utang komersial sebesar Rp 24,32 triliun
Utang supplier sebesar Rp 410 miliar
Dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 1,8 triliun

Sedangkan catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000 adalah sebagai berikut:


Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89 persen)
Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77 persen)
Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67 persen)
Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61 persen)
Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57 persen)
Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47 persen)
Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39 persen)
Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35 persen)
Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33 persen)
Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28 persen)
Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26 persen)
Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25 persen)
Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3 persen)


 

0 komentar: