Pengamat Ekonomi yang juga mantan mantan Menko
Perekonomian Rizal Ramli menyebutkan, utang pemerintah melonjak hampir
dua kali lipat selama periode pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Utang menurut saya makin lama makin besar hampir meningkat 2 kali
lipat sejak pemerintahan awal SBY, dari Rp 1.000 triliun ke Rp 2.000
triliun," ungkap Rizal di Komisi XI DPR, Senin (28/1).
Tercatat,
utang pemerintah hingga akhir 2012 mencapai Rp 1.975,42 triliun. Angka
ini naik Rp 166,47 triliun dari periode yang sama tahun 2011.
Menurutnya, meningkatnya utang negara yang mencapai hampir dua kali
lipat sangat bertolak belakang dengan pernyataan yang menyebutkan bahwa
ekonomi Indonesia dan pengelolaan anggaran yang makin membaik.
"Itu
defisit kecil, walaupun direncana defisit 2 persen, tapi kenyataannya
ada sisa anggaran (surplus) 10 persen jadi gak perlu pinjam," tegasnya.
Berikut ini rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga
akhir 2012 menurut data Dirjen Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan
adalah:
Utang bilateral sebesar Rp 358,12 triliun
Utang multilateral sebesar Rp 229,68 triliun
Utang komersial sebesar Rp 24,32 triliun
Utang supplier sebesar Rp 410 miliar
Dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp 1,8 triliun
Sedangkan catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000 adalah sebagai berikut:
Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89 persen)
Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77 persen)
Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67 persen)
Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61 persen)
Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57 persen)
Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47 persen)
Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39 persen)
Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35 persen)
Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33 persen)
Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28 persen)
Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26 persen)
Tahun 2011: Rp 1.803,49 triliun (25 persen)
Tahun 2012: Rp 1.975,42 triliun (27,3 persen)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar