Pages

Rabu, 30 Januari 2013

Menilik Kraton Kanoman Salah Satu Kebesaran Kesultanan Cirebon


Cirebon memang merupakan salah satu daerah yang sangat kental dengan unsur sejarah baik cerita maupun tempat serta peninggalan barang-barang yang memiliki nilai sejarah yang cukup tinggi, seperti salah satu dari beberapa Keraton, yaitu Keraton Kanoman.

Keraton Kanoman merupakan pusat peradaban Kesultanan Cirebon, yang sangat sarat akan nilai-nilai keislaman yang disebarkan oleh Syarif Hidayatullah atau yang sering di kenal dengan Sunan Gunung Jati.

Keraton Kanoman memiliki luas sekitar 6 hektar yang berlokasi tepat di belakang pasar Kraton. Kraton Kanoman  merupakan salah satu komplek yang luas dan memiliki dua puluh tujuh bangunan kuno. Salah satu bangunan kuno tersebut adalah berupa saung yang diberi nama Bangsal Witana, yang merupakan cikal bakal Kraton.

Di dalam Kraton ini juga masih terdapat beberapa barang peninggalan Sunan Gunung Jati, seperi dua kereta yang diberi nama paksi naga Lima, dan Jempana yang sampai saat ini masih terawat dengan baik yang berbentuk Burok yang merupakan hewan yang kendaraai oleh Nabi Muhammad ketika Isra Mi'raj. Selain itu juga ada bangsal Jinem yang nerupakan pendopo untuk menerima tamu.

Yang menarik dari Keraton ini adalah adanya peninggalan seperti keramik atau piring-piring asli buatan Tiongkok , yang dijadikan hiasan dinding semua keraton, dan yang selalu membedakan keraton Cirebon dengan keraton lainnya adalah Keraton Cirebon selalu menghadap ke utara, dan selalu ada patung macan sebagai lambang Prabu Siliwangi.


Sebagaimana umumnya Kraton di Jawa, Bangunan Kraton Kanoman seluruhnya menghadap ke utara. Di luar bangunan Kraton terdapat sebuah bangunan bergaya bali yang disebut dengan Balai Manguntur yang terbuat dari Batu merah. Di dekat bangunan Balai Maguntur ini terdapat sebuah pohon beringin yang berukuran besar. Fungsi bangunan ini adalah tempat kedudukan Sultan apabila menghadiri Upacara seperti apel prajurit atau menyaksikan pemukulan gamelan Sekaten pada tanggal 8 Maulid dan lain-lain. Ada juga masyarakat yang mengatakan bahwa Balai Maguntur diartikan sebagai Balai mangunn tutur yang artinya tempat sultan berpidato atau berbicara kepada masyarakat tentang hukum dan agama.

Setelah melewati patung berbentuk naga, pengunjung akan sampai di bangunan Kraton Kanoman, sebuah istana yang lebih kecil ukurannya dari pada Kraton Kasepuhan. Kraton Kanoman mempunyai pendopo dengan sebuah altar di dalamnya, di sini terdapat koleksi piring-piring antik dari Eropa.

Kraton Kanoman juga mempunyai museum dengan pintu-pintunya yang berukir, koleksi terpenting museum ini adalah Kereta Perang Paksi Naga Liman dan Kereta Jempana dengan bentuk mirip seperti kereta pada Kraton Kasepuhan, Kereta yang terdapat di Krataon Kanoman ini di klaim sebagai yang kereta yang lebih tua. Bahkan kerata yang disebut-sebut merupakan duplikat dari kereta yang terdapat di Keraton Kanoman. Koleksi museum lainnya adalah aneka senjata seperti keris dan tombak, gamelan dan lain-lain.

Museum yang terdapat di Kraton Kanoman ini tidak memiliki jadwal kunjungan yang teratur. Pengunjung yang datang kesini harus melapor dan mengisi buku tamu dan pemandu akan membukakan pintu museum dan menemani pengunjung berjalan mengelilingi museum. Selesai mengunjungi Kraton Kanoman ada baiknya anda melihat-lihat Pasar Kanoman yang terletak persis di depan Kraton.(mrb.com/akt.com/dari berbagai sumber)

0 komentar: